Hari Sabtu tanggal 12 Januari 2013 tim BerbagiNasiID
menggelar kegiatan menabung di Daerah Jakarta dengan amunisi sebanyak 1017
bungkus nasi dan 51 gerilyawan/ti. Jumlah yang luar biasa banyak dari biasanya.
Ini menandakan bahwa semakin banyak orang yang ingin berbagi.
Oh iyaa, bagi kawan-kawan yang belum mengetahui dan
ingin tahu apa itu Berbagi Nasi silakan baca terlebih dahulu postingan saya
sebelumnya yang berjudul Hikmah Satu Bungkus Nasi.
Seperti biasa, sebelum melakukan action, kami selalu
mengawali dengan briefing dan perkenalan sesama gerilyawan/ti. Pukul 22.30
acara sudah dimulai karena pada pukul 23.00 malam kami harus sudah action
karena customer kami sudah memanggil untuk segera menyantap makanan.
Tim gerilyawan/ti dibagi menjadi 4 rute, yaitu jalus
sutera, utara, timur dan barat.
setelah proses pembagian rute selesai dan seluruh
gerilyawan/ti mengerti dan paham akan tugasnya masing-masing tim berbagi nasi
pun mulai beraksi menabung (membagi nasi bungkus).
Ketika tim berbagi nasi melewati perempatan
Asia-Afrika-Otista, tim berbelok ke arah kiri untuk membagikan nasi di daerah
otista di depan Money Changer, namun ada kejadian yang janggal disana.
seseorang tergeletak di bawah becak seperti sedang
tidur namun dalam pikiran kami, jika orang tersebut normal pasti akan mencari
trotoar yang nyaman untuk tidur bukan di jalan dan di bawah becak. Kami pun
berinisiatif untuk memeriksanya, benar saja tukang becak tersebut tergeletak
dengan tangan gemetar dan mulut berbusa, di atas dadanya terdapat nasi bungkus.
Sepertinya tukang becak tersebut tremor dan step sesaat sebelum bersiap untukn
makan. Kondisi tukang becak tersebut sangat mengkhawatirkan dengan kaki hitam, baju
lusuh dan celana berbau pesing. Beruntung saat itu salah satu gerilyawati kami
ada yang berprofesi sebagai dokter yaitu dokter Ica, langsung saja kami
menghubungi beliau. Dokter Ica langsung merapat ke TKP disaat kami yang ada di
sana panik dan tidak bisa berbuat apa-apa dan langsung melakukan pemeriksaan
darurat di lokasi kejadian. Diagnosa kami saat itu yang menyangka orang
tersebut yang bekerja sebagai tukang becak mengalami tremor dan step ternyata
mengidap penyakit Suspect epilepsi dan kondisi kesadaran beliau tidak juga
pulih.
Akhirnya tim berbagi nasi memutuskan untuk membawa
beliau ke rumah sakit terdekat. Sempat ada hambatan sedikit karena mobil yang
kami gunakan penuh dengan logistik air minum, nasi bungkus dan obat-obatan dari
hasil baksos kemarin. Akhirnya sebuah taxy merapat, tak disangka dan tak diduga
seorang WTS dan temannya segera masuk ke dalam taxy dan mengangkut beliau
kerumah sakit, beberapa orang tim berbagi nasi mengantar taxy tersebut dari
belakang langsung menuju rumah sakit terdekat yaitu RS Kebon Jati.
Beruntunglah kami karena di bantu dengan hadirnya
seorang WTS yang sigap dan dengan sepenuh hati merawat serta menjaga beliau,
walaupun dia tidak mengenal beliau. WTS tersebut merawat dan menanyai beliau
dengan caranya. Kami tertegun melihatnya merawat beliau tanpa mempedulikan
celana yang merosot dan bau pesing. Akhirnya WTS tersebut berhasil mengetahui
bahwa beliau bernama Bapak Ading. Namun berbekal nama saja tidak cukup, karena
birokrasi rumah sakit pun kesulitan sebab tidak ada kerabat dekatnya. Kami pun
membuka paksa bagasi becak Pak Ading dengan harapan menemukan identitasnya.
Disaat proses pencarian identitas lengkap beliau,
tiba-tiba Pak Ading yang saat itu telah berada di ranjang RS terjatuh karena
penyakit epilepsi beliau kumat. Terjatuhnya Pak Ading dari ranjang ternyata
mengakibatkan sobek di dagunya. Untuk mengatasi luka tersebut dokter pun harus
menjahit dagu beliau sebanyak empat jahitan. Pencarian identitas pun berhasil
dilakukan setelah WTS yang sedari tadi merawat Pak Ading mencari kerabatnya.
Setelah menungggu selama 3-4 jam, akhirnya WTS tersebut datang dengan membawa
seorang kerabat Pak Ading. Allhamdulillah.
Sesaat sebelum kami menyerahkan Pak Ading kepada
kerabatnya dokter melakukan pemeriksaan lebih detail. Tensi Pak Ading mencapai
angka 300 ! Ini diluar tekanan darah orang normal yang hanya 120. Kami pun
semakin kaget dengan keadaan beliau, kerabatnya pun membenarkan bahwa beliau
memiliki penyakit hipertensi. Ahh, benar-benar membuat kami khawatir.
Setelah menyelesaikan administrasi rumah sakit, karena
ada salah seorang gerilyawan yang dengan ikhlas mengeluarkan sedikit uangnya
untuk menyelesaikan masalah administrasi kami pun menyerahkan perawatan Pak
Ading kepada kerabatnya dan meninggalkan no kontak yang bisa dihubungi kami pun
pamit. Berita terakhir kemarin sore, ternyata pihak keluarga Pak Ading sudah
menjemput beliau untuk di bawa pulang ke Cianjur.
Banyak pelajaran dan teguran yang kami dapatkan dalam
kejadian malam itu, seorang WTS yang dengan sukarela dan sepenuh hati merawat
Pak Ading membuat kita sadar bahwa kami bukanlah apa-apa dibandingkan dengannya
yang tanpa pandang bulu menolong orang lain. Banyak tugas kita sebagai sesama
manusia diluar sana yang harus kita sikapi bersama. Masih banyak hal yang tidak
kita ketahui dan harus kita cari tahu
tentang kemanusiaan di Nusantara ini. Mari kita BANGKIT untuk
memperbaiki keadaan, mari kita BERGERAK sesuai dengan kemampuan yang kita
miliki, dengan rumus 3D : Dimulai dari diri sendiri, Dimulai dari hal kecil dan
Dimulai dari sekarang !
BANGKITLAH KAWAN, MARI KITA BERGERAK DAN SINERGIKAN.
BERSAMA KITA BISA !!!
Salam #SANGUAN..
berikut beberapa foto yang sempat kami ambil saat
kejadian.
Tim Berbagi Nasi saat memeriksa Pak Ading sebelum di bawa kerumah sakit |
WTS yang setia menemani Pak Ading di Rumah Sakit |
Lihatlah, WTS yang merawat Pak Ading dengan sepenuh hati. Saya jadi malu pada diri saya sendiri.. |
Saat dokter menjahit dagu Pak Ading yang sobek akibat terjatuh dari ranjang.. |
Demikian share
pengalaman MeNaBung bersama kawan-kawan Berbagi Nasi. Semoga hal ini bukan
sebuah keriyaan karena tidak ada tujuan lain selain ingin berbagi cara untuk
berbuat kebaikan. Untuk teman-teman yang tertarik dan berminat untuk
mengikuti program ini silakan follow akun @BerbagiNasiID (Pusat),
@BerbagiNasiJKT (Jakarta), @BerbagiNasiBDG (Bandung), @BerbagiNasiBTM (Batam),
@BerbagiNasiSMD (Sumedang), @BerbagiNasiGRT (Garut) dan @BerbagiNasiTSM
(Tasikmalaya), @BerbagiNasiPKU (Pekanbaru), @BerbagiNasiMGL
(Magelang), @BerbagiNasiACEH (Sabang), @BerbagiNasiSMI (Sukabumi), @BerbagiNasiJTR (Jatinangor), @BerbagiNasiCJR (Cianjur) dan temukan info seputar Berbagi Nasi atau silakan
kunjungi www.berbaginasi.com.
-Sumpah Berbagi Nasi-
Akan mempersatukan INDONESIA berawal dari
sebungkus nasi, tanpa memandang suka, agama, ras, dan golongan. (@surzaserigawa)
By : Galih Permana Putra (TSM), dikutip dari akun twitter @BerbagiNasiID
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus