Jumat, 19 Agustus 2016

Cerita Pagi Ini

Assalamualaikum. Selamat pagi. 
Pagi ini, bersama secangkir kopi hitam dan kesibukan kecil seperti biasa. Cengkrama singkat dengan teman sejawat, dan lamunan panjang setiap harinya. Sesekali saya pergi keluar untuk menyalurkan melihat kegiatan di perjalanan. Kegiatan itu terus berulang hampir selama 3 tahun ini. Satu dua waktu kesibukan pekerjaan terpampang di depan mata. Tiga empat waktu lainnya hanya melakukan kegiatan-kegiatan kecil. Jika di kalkulasikan dengan hitungan kasar, setiap hari saya hanya bekerja sekitar 3 jam saja, 21 jam sisanya saya habiskan dengan kegiatan-kegiatan kecil yang bahkan tidak ada manfaatnya.
Seperti pagi ini, jam 9 pagi saya sudah tidak ada kegiatan. Hanya ada rencana untuk keluar nanti sore menyaksikan konser di kota. Sambil menunggu sore, waktu saya habiskan bersama internet dan komputer. Berselancar di media sosial seperti intagram, facebook, twitter, kompasiana, path, dll.
Ya, sosial media menjadi teman saya menghabiskan waktu selama ini, selain dengan pacar. Kadang-kadang melirik situs streaming film, mencari film-film bergenre adventure atau film yang menginspirasi lainnya. Beberapa menit yang lalu saya membuka youtube. Iseng mengetik kata inspirasi di search bar. Ada beberapa rekomendasi pencarian, salah satunya inspirasi hidup. Terdapat banyak video yang memiliki judul dengan kata kunci yang saya cari, dan pilihan saya jatuh pada video dengan judul 10 Video Iklan Thailand yang Meninspirasi. Sebelumnya saya sudah sering menonton cuplikan iklan-iklan ini. Hampir kesepuluh video yang di rangkum disini pernah saya tonton versi lengkapnya. Tapi, pagi ini terasa berbeda. Semua video yang telah saya tonton itu, cukup membuat tenggorokan saya tercekak, mata mengeluarkan air dan bibir pun bergetar.

.::.

Video pertama yang cukup singkat menceritakan tentang sebuah keluarga yang melahirkan seorang anak perempuan, Sang Ayah begitu bahagia, begitu suka cita dengan kelahiran anak pertamanya. Setiap hari ia bermain, merawat bayinya hingga tumbuh menjadi seorang gadis, Sebagaimana gadis lainnya, ia memiliki perasaan untuk mencintai pria. Namun, itulah akar dari konflik di film ini. Ya, gadis itu hamil sebelum menikah. 
Tak banyak detail kejadian yang ditampilkan dalam video ini. Namun tetap sangat mengharukan. Terasa bagaimana kalutnya seorang ayah yang membesarkan anak perempuannya dengan kasih sayang tak terhingga, kemudian harus menghadapi kenyataan bahwa anaknya telah melakukan kesalahan fatal. Saya sangat merasakan perasaan sang ayah dan penyesalan anaknya. Tergambarkan dengan jelas, sangat jelas. Kemaharan ayahnya memuncak saat pertama ia mendengar kabar bahwa anak gadisnya hamil dari sang ibu. Ia menampar anaknya saat itu juga yang sedang menangisi semua perbuatannya. Sesaat kemudian, dipeluklah anak semata wayangnya. Kasih sayangnya pada anak mengalahkan amarah yang memuncak dalam dada dan kepala. Ia peluk dengan erat dan dalam. 
Sambil berkata "Ayah sayang kamu, dan akan sayang anakmu juga". 
Tangisan anaknya semakin kencang dan pelukan ayahnya semakin erat. 
Saat ini, sangat banyak kasus seksual di Indonesia dan tidak sedikit yang berakhir seperti gadis dalam video ini. Kasih sayang ayah akan membawa anak gadisnya pada penyesalan yang luar biasa. Namun tidak pada rasa sakitnya, ia akan melupakan itu dengan balutan kasih sayang orang tuanya. Membawa anak dari rasa bersalah yang teramat sangat dengan perlahan dan kemudian anak tersebut akan bangkit dari keterpurukan. Kasih sayang orang tua, tidak mengenal usia sang anak. Berapapun usianya, anak tetaplah menjadi anak, dan kasih orang tua adalah sepanjang hayat.

.::.

next part..........

Senin, 08 Agustus 2016

Masalah Adalah Bukan Masalah

Senang atau tidak, diinginkan atau tidak. Masalah akan selalu datang kehadapan kita. Tidak kenal waktu, tempat, keadaan dan lain sebagainya. Masalah bisa datang kapanpun. Bahkan ketika saat ini kita bahagia, satu detik kemudian ia bisa datang.
Siapkah kita untuk menghadapinya?
Mampukah kita untuk melewatinya?
Banyak dari kita yang terkadang terlalu cepat menyerah dan pasrah dengan keadaan. Banyak dari kita yang sulit untuk menerima keadaan dan tak mau berjuang memperbaiki keadaan. 
Awalnya memang akan terasa sulit. Karena kita terfokus pada "masalah" yang kita hadapi. 
Ada satu pernyataan dari Imam Besar The Panas Dalam, "Masalah adalah apa yang kamu anggap masalah" -Pidi Baiq-
Ya, ketika kita menganggap sesuatu sebagai masalah, maka akan menjadi masalah. Ketika kita menganggap sesuatu bukan masalah, maka tidak akan menjadi masalah meski terlihat menyiksa diri kita. Seberat apapun keadaan yang kita hadapi, selama kita tidak menganggapnya sebagai masalah maka itu tidak akan menjadi masalah.

Banyak orang terutama anak muda saat ini terlalu termakan oleh pola berpikir yang salah. Sehingga menimbulkan sikap dan perilaku yang juga tidak sesuai. Namun, hanya masalah waktu hingga mereka tersadar dengan itu semua. Pada akhirnya, setelah semua lika liku kehidupan yang ia jalani, ia akan menjadi dirinya sendiri sebenar-benarnya. Jika pun hingga saat ini belum, maka in sha Allah sebentar lagi.



Minggu, 07 Desember 2014

Untittled

Berdiri ringkih dalam gemuruh surya yg dengan gemulai memekakkan telinga
Setiap wajah tertunduk lelah, bahkan terlihat mati
Aku berjalan diantara wajah dan gemuruh itu

Telingaku pekak
Mataku perih, pedih
Langkahku gontai

Sejenak, mungkin mereka berpikir
Darimana ini semua, dari atas sana
Atau dari dalam sini
Akupun bertanya, tapi tak kujawab pun tak ada yg menjawab

Bukan tak tahu jawabannya
Tapi tak hapal bgaimana mengutarakannya
Mungkin juga, tak berani
Karena semua tahu, darimana itu berasal

Selasa, 01 Oktober 2013

[Curhat] Menghadapi Langkah Terakhir Mendapat Gelar Sarjana

Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT. Karena telah berbaik hati memperbolehkan saya menarik nafas hingga saat ini, dengan gratis tentunya. Hari ini, adalah hari dimana saya merampungkan tugas akhir saya menjadi mahasiswa yaitu menyusun skripsi. 

Ya, tepat beberapa menit yang lalu saya telah menyelesaikan 103 halaman microsoft word yang saya tulis sambil duduk dan ada juga yang sambil berbaring.

Hampir 1 tahun saya perlukan untuk menyelesaikan  karya terbesar saya ini dalam hal tulis menulis. Mulai dari bulan November 2012 ketika saya mendapat kabar dari salah satu dosen terbaik di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi bahwa beliau menjadi pembimbing 1 saya. Hingga saat ini, detik ini 01 Oktober 2013, dan mungkin masih akan berlanjut untuk beberapa hari kedepan.

Perjalanan menyusun skripsi yang sungguh tidak mudah dan memang akan selalu tidak mudah untuk siapa saja yang telah, sedang atau akan menyusun skripsi. Karena bukan skripsi namanya kalau mudah untuk dikerjakan.

Banyak hal yang membuat proses skripsi ini menjadi begitu panjang, mulai dari kegiatan akademik yang sebenarnya tidak terlalu mengganggu, tapi karena si malas jadilah faktor ini disebut menganggu. Selanjutnya ada kegiatan menemukan hobi baru dalam seni mengolah cahaya yang juga sama tidak mengganggunya dengan kegiatan akademik, dan kembali karena si malas jadilah ini mengganggu. Faktor teknis, dimana si netbook “maroon” saya sempat koleps akibat terlalu banyak di cekoki virus, lagi-lagi faktor teknis ini menjadi pengganggu karena si malas, yang membuat saya enggan untuk beranjak ke warnet atau rental komputer, padahal ada banyak sekali warnet di sekitar tempat saya tinggal. Faktor lain adalah cuaca, karena penelitian saya ini membahas tentang pencemaran lingkungan hingga harus menunggu musim hujan berhenti untuk melakukan penelitian, dan ketika musim hujan berhenti kembali si malas menghampiri dan kembali sukses memperlambat skripsi saya untuk bisa selesai.  Masih banyak sebetulnya gangguan yang ada ketika menyusun skripsi ini. Tapi mungkin tidak akan muat untuk dijelaskan, dan mungkin saya akan kehabisan ide untuk menjelaskan bagaimana gangguan itu bisa disebut mengganggu. Tapi karena saya baik, akan saya berikan bocoran bahwa yang selama ini mengganggu perjalanan skripsi saya itu adalalah si MALAS !!! Ya, si malas lah yang selama hampir satu tahun ini membuat semua gangguan itu menjadi benar-benar mengganggu. Arrrrgggghhhhhh !!!!

Untungnya saya bisa segera sadar dan mengusir si malas jauh-jauh dari diri saya. Hingga akhirnya, tersusunlah sebuah mahakarya dari mahasiswa yang mahabodoh, maha tidak tahu apa-apa, maha tidak bisa apa-apa.

Kenapa bisa selesai? Karena ada keluarga, kerabat, sahabat, teman, pembimbing, dosen, supir angkot, pedagang sayur dan tetangga yang memberikan saya motivasi untuk mau belajar, mau mencari tahu segala hal dan menyusun skripsi ini tentunya dengan cara mereka masing-masing. Ya, karena merekalah sekarang saya bisa sampai pada kenyataan bahwa saya harus bersiap menghadapi ujian terakhir yang sebetulnya tidak ada ujian terakhir untuk manusia karena selama masih hidup akan selalu ada ujian yang datang menghadang.

Yah, untuk terakhir kalinya saya ucapkan jika sebentar lagi saya akan menghadapi ujian terakhir di masa kuliah saya. Yaitu SIDANG SKRIPSI…  Tanpa mengurangi rasa hormat saya, saya mohon do’a dan dukungan dari teman-teman kompasiana, yang kebetulan membaca tulisan saya ini. Agar sidang skripsi saya ini berjalan dengan lancar, do’akan agar saya tidak kembali tergoda oleh rayuan MALAS yang begitu rajin mendatangi pintu rumah, do’akan agar saya mampu mempertanggungjawabkan apa yang saya tulis dalam mahakarya saya dan terakhir do’akan agar saya selalu diberi kesehatan.

Ini yang terakhir, paling terakhir. Saya do’akan semoga kawan-kawan yang sedang menyusun skripsi diberikan kemudahan dan dijauhkan dari si MALAS yang bisa mengakibatkan gangguan dan keterlembatan dalam penyelesaian skripsi. Kawan-kawan yang akan menyusun skripsi saya hanya menyampaikan apa yang dosen pembimbing saya sampaikan jika  “DALAM MENYUSUN SKRIPSI ITU TIDAK ADA MAHASISWA BODOH DAN MAHASISWA PINTAR, YANG ADA HANYA MAHASISWA RAJIN DAN MAHASISWA MALAS”

Sekian curahan hati saya, semoga berkenan untuk membuang hal-hal yang tidak baik dan menerima yang baik. Terima kasih atas do’a dan dukungannya.

“JEJAK, KERINGAT, AIR MATA, LUKA, ASA, HARAPAN SERTA DO’A AKAN MENJADI SAKSI BAHWA KITA LAYAK MERAIH MIMPI”

Selamat menjalani hari-hari anda. 

Kamis, 13 Juni 2013

Allahuma Yassir Wala Tu'assir

Ketika jantung berdegup tak menentu. Ketika kekhawatiran menghantui hari-hari. Ketika hidup terasa jauh lebih sulit. Ketika tujuan dan cita terasa semakin jauh. Ketika senyum tak dapat lagi tersungging. Ketika tawa menjadi membeku bisu. Ketika canda terasa hambar tak membantu. Ketika lelah terasa di luar nalar. ketika ketakutan begitu merajarela. Ketika ketidakpastian tiba-tiba menjadi kawan. Ketika kegagalan terlihat di ujung mata. Ketika daya tak lagi berupaya. Ketika diri tak sanggup lagi berlari, dan ketika sekeliling terlihat menjauh pergi. Tapi, yakinlah Alloh tetap disisi. Mendengar setiap jeritan hati. Melihat setiap tetes keringat yang menetes, dan Mempertimbangkan setiap usaha.
Maka.. Berdoa sebisa-bisa yang kamu bisa. Menjerit, sekeras yang kamu punya melalui lantunan doa. Berusaha, 1000 kali lipat lebih dari apa yang kamu usahakan sekarang. Bertawakal, pasrahkan kepada Dia yang mengatur kehidupan semesta. "Allahuma yassir wa laa tu'assir. Ya Allah, mudahkanlah jangan dipersulit"

Jangan Biarkan “Kebiasaan” Itu Mengubah Nurani"


Cileunyi. Siang hari yang mendung.
Di jalan sempit berbatu di tepian persawahan yang tidak lagi menghampar, mataku menatap sebuah penggalan hidup.
Seorang pria menjelang tua berdiri terrtegun. Pandangannya kosong. Wajahnya diliputi kekhawatiran – sedikit menunjukan rona menangis – pasrah.Tangannya tetap tidak lepas dari gerobak yang rasanya dari tadi didorongnya. Entah dari mana. Gerobak besi berdinding seng. Kosong. Tanpa barang-barang jualan atau barang-barang belanjaan. Hanya segelintir sampah plastik bekas air minum kemasan tergeletak di dalamnya.
Ternyata gerobak itu tidak kosong.Tiga makhluk Allah mungil ternyata duduk di dalamnya. Semua dalam diam. Tanpa ocehan. Tanpa keceriaan. Hanya wajah polosnya masing-masing.
1371044851666362888Yang besar memunggungi ayahnya. Cowok. Harusnya duduk di kelas tiga atau empat SD. Matanya selalu menatap ke depan. Dan di depannya, duduk adiknya - mungkin. Wajahnya juga polos. Dengan duduk bersila putri, dia bersender ke dinding gerobak sebelah kiri. Umurnya ditaksir seusia anak SD kelas satu atau dua. Dan di atas pangkuan anak sekecil itu, tergolek makhluk lainnya: mungil balita. Tertidur pulas. Kepalanya bersandar di dada dan ketiak anak kecil yang sangat mungkin adalah kakaknya. Tidurnya nyenyak, senyenyak seorang bayi tidur di pangkuan ibunya. Tidurnya nyenyak, karena anak kecil itu pun memangku adiknya dengan cara memangku seorang dewasa.
Trenyuh. Pemandangan yang memberi banyak warna. Banyak makna. Kesedihan. Kemiskinan, Keprihatinan. Kepolosan. Ketegaran atau kesabaran atau bahkan kepasrahan.
“Aaargh…..itu hanya sandiwara” – sebuah suara tanpa kata mengiang di telinga.
“Itu tipuan saja. Seringkali kau lihat di Bintaro Jaya. Apalagi saat puasa. Itu sandiwara” – suara itu muncul lagi,
“Lihat di sudut sana. Ada orang dewasa. Maen hape, merokok pula. Mereka memanfaatkan rasa iba”.
Langkahku mendekati gerobak itu terhenti.
“Tapi…..”. Lalu kumantapkan langkahku mendekati gerobak itu.
Saat itu, sebuah suara lembut yang pernah saya dengar dulu, kembali terdengar di telingaku, di hatiku, di batinku.
“Tugas kita berbuat baik. Tugas kita bersedekah. Jika mau bersedekah, SEDEKAHLAH. Jangan biarkan pikiran yang terlalu jauh mencegahmu untuk bersedekah. Janganlah kata-kata “mungkin saja dia…”, “bisa jadi dia…” menahanmu bersedekah. Bersedekahlah. Ikhlaslah. Dan biarkanlah Allah yang kemudian “berbicara”.
####****
Kawan. Jangan sampai sebuah peristiwa atau pemandangan yang menjadi biasa mengubah nurani kita

Kuliah Online Muda Mulia : Akibat Salah Jalan

Kejadian ini kira-kira berlangsung sebulan yang lalu. Saat itu Saya dan Mas Arief Faizun berkendara menuju Jakarta untuk mengisi kelas mentoring bisnis The Runners.  Kelas The Runners Jakarta terjadwal rabu malam jam 19.30 sampai dengan jam 22.00. Saya meluncur dari Bandung pukul 14.00, biasanya Kami sampai di tempat pelatihan jam 17.00. Namun kali ini kejadiannya berbeda. Saya terlambat sampai ke tempat acara.  Setelah Kami melalui gerbang Tol Cikarang Utama, Sahabat Saya mendadak membutuhkan toilet. Saya tentu tidak perlu menjelaskan mengapa ia membutuhkannya. Heheheh… akhirnya, Kami pun memutuskan untuk memilih gerbang tol keluar terdekat.  Urusan “hajat” sudah tunai, Kami berniat kembali ke Tol menuju Jakarta. Dengan pedenya Kami menempuh jalan yang kosong, sementara di sisi sebelah kiri Kami, mobil macet berdesak-desakan, Kami memilih jalur yang sepi, wuusshh.. lancar.  Namun setelah Kami kembali ke jalan TOL, betapa terkejutnya Kami, ternyata jalur yang Kami pilih adalah ruas TOL yang menuju ke cikampek, bukan ke Jakarta. Kami salah jalan.. terpaksa Kami harus keluar di gerbang cikarang, untuk kemudian memutar arah kembali menuju Jakarta.  Kami kira, Kami cukup menempuh beberapa menit untuk berputar, karena memang lokasi Kami tidak jauh dari gerbang cikarang, namun ternyata, Kami harus menempuh kemacetan yang luar biasa, total waktu yang dibutuhkan untuk memutar arah ternyata hampir 2 jam. Dan tebak.. Sesampainya di tempat pelatihan, waktu telah menunjukkan jam 20.45. Kami terlambat hampir 4 jam dari jadwal yang semula dijadwalkan.  ***  Saya mulai merenungi kejadian ini. beginilah rasanya salah jalan. ada waktu yang terbuang, ada energi yang terbuang, ada perasaan lelah yang tumpah begitu saja.  Kami berdua harus berjalan menyemut saat memutar arah. Sebuah energi yang benar-benar terbuang untuk sesuatu yang seharusnya tak perlu Kami lewati. Dan dampaknya pada keberjalanan rencana Kami, peserta terbengkalai, untunglah mereka sabar menunggu, Saya benar-benar malu dan meminta maaf kepada mereka, alhamdulillah mereka memahami. Semoga.  ***  Inilah yang Saya ingin bagi kepada sahabat Kuliah Online MudaMulia. Kebanyakan kita merasa bahwa salah jalan adalah perkara yang biasa. Kita merasa bisa kembali dengan cepat. Kita merasa masih banyak waktu yang kita miliki. Terutama kita anak muda, rasanya terlalu dini untuk menjadi orang baik, terlalu dini untuk menjadi sholih, terlalu dini untuk menempuh jalan yang benar. puas-puasin saja dahulu, rasakanlah semua jalan yang salah.. toh masih banyak waktu untuk kembali.  Sahabat, Saya ingin berbicara kedalam hati Anda, salah jalan bukanlah perkara yang menyenangkan. Ketika Anda salah Jalan, ada berbagai konsekuensi negatif yang Anda harus rasakan..  Pertama, Waktu Anda terbuang. Ketika di usia 21 Anda salah jalan, anggap sampai usia 23, maka Anda sudah membuang 2 tahun dalam ketersesatan. Ketika Anda memutuskan untuk kembali, walau jalan taubat itu terbuka, tapi ada sunnatullah yang harus Anda jalani, yaitu.. Anda harus menempuh rute lebih panjang, karena Anda tadinya terlalu jauh dari jalan yang benar.  Kedua, energi Anda terbuang. Perkara tadi Saya berkendara, bensin Saya terbuang. Lalu bagaimana dengan kehidupan Anda, atau kehidupan kita. Ketika kita salah jalan, kita membuang energi kehidupan kita. pasti lelah, Andaipun kita ingin kembali.. kita memerlukan energi yang tidak sedikit.  Ketiga, uang Anda jelas terbuang percuma. Ketika Anda melangsungkan kehidupan, pastilah Anda menghabiskan uang, minimal untuk bertahan hidup. Dan ketika Anda menempuh hidup yang salah, tak jarang uang Anda terbuang pada jalan yang tak seharusnya.  ***  Tulisan ini bukan bermaksud menakut-nakuti  Anda yang akan bertaubat. Jika Anda ingin kembali ke jalan yang benar, kembalilah segera. Justru tulisan ini berniat untuk mempercepat kembalinya Anda  ke jalan yang benar.  Manusia dicipta diatas fithrah, Ia pada dasarnya baik. sehingga Saya meyakini, bahwa hati Anda dapat merasakan, apakah kehidupan Anda sedang berada di jalan yang benar atau tidak.  Bagi sahabat yang telah menyadari, bahwa dirinya telah mengambil jalan yang salah, segeralah mencari jalan memutar, kembalilah ke jalan yang benar. putar arah. Semoga bermanfaat. []   
Rendy Saputra 
Self Developer    
Ngobrol bareng Kang Rendy dengan mention @kangrendy di twitter  Jika Sahabat merasakan kebermanfaatan dari Kuliah Online MudaMulia ini, dukung layanan ini dengan meneruskan artikel ini ke sahabat Anda yang Anda kasihi. Terima Kasih.