Minggu, 30 Desember 2012

Hikmah Satu Bungkus Nasi


Siapa yang tidak tahu keutamaan bersedekah?
Semua orang tentu sudah tahu keutamaan sedekah dalam islam sehingga tidak perlu saya jelaskan. Kebetulan saya pun belum pantas untuk memberi penjelasan. He
Saya ingin berbagi pengalaman saya beberapa hari yang lalu ketika mengikuti kegiatan social dengan tajuk “Berbagi Nasi” di Kota Tasikmalaya. Berbagi Nasi lahir dari pemikiran seorang Danang Nugroho yang berasal dari Kota Bandung. Dengan cita-cita sederhana yaitu hanya ingin semua warga Bandung berbuat baik. Dengan alasan bahwa berbuat baik itu tidak perlu dalam bentuk uang ia menjalankan program Berbagi Nasi (www.seputarindonesia.com). Program yang sangat sederhana dan bisa dilakukan oleh semua kalangan. Setelah satu tahun berjalan program Berbagi Nasi kini telah berkembang semula hanya dari Kota Bandung tempat tinggal Danang dan diawali dengan hanya dapat membagikan 4 bungkus nasi kepada pengemis dan tunawisma di daerah Bandung, kini program Berbagi Nasi telah di jalankan di beberapa Kota Di Indonesia yaitu Jakarta, Bandung, Sumedang, Garut, Batam , Bogor dan Tasikmalaya serta telah berhasil membagikan ratusan bungkus nasi dalam setiap aksinya.
Oke, cukup tentang sejarah Berbagi Nasinya. He
Kembali ke pengalaman saya.

Beberapa bulan yang lalu saya yang sedang membolak-balik timeline twitter secara tidak sengaja menemukan akun @BerbaginasiID dan tertarik dengan nama akun tersebut. Saya cek tweet-tweet nya ternyata memang benar menarik. Beberapa dokumentasi saat “kencan” (istilah untuk berkumpul dengan gerilyawan/ti untuk membagikan nasi) membuat saya yang awalnya hanya tertarik menjadi ingin bergabung dan ikut berkontribusi dalam program ini, namun saat itu belum ada Berbagi Nasi di Kota Tasikmalaya sehingga saya urungkan niat saya.
Ternyata pucuk di cinta ulam pun tiba, beberapa hari yang lalu saya menemukan akun @BerbaginasiTSM yang menjalankan program berbagi nasi di Kota Tasikmalaya. Tak pikir panjang langsung saya tanya bagaimana caranya supaya bisa turut gabung dalam program ini. Sangat mudah ternyata, cukup dengan datang ke tempat “kencan” yang telah ditentukan setiap malam Jum’at saya bisa langsung berkontribusi dalam program ini.
Dua hari sebelum waktu “kencan” saya sibuk mengajak teman-teman saya untuk ikut dalam program ini, banyak teman-teman saya yang juga tertarik namun karena waktu kencannya malam jadi banyak yang tidak bisa hadir namun mereka menitipkan amunisi untuk dibagikan kepada saya, dengan senang hati saya terima.
Hari Kamis sore sepulang kuliah saat itu hujan besar di Tasikmalaya, karena memiliki niat ingin ikut “kencan” nanti malam, saya paksakan pulang karena harus belanja dan memasak untuk membuat nasi bungkus. Di bawah guyuran hujan dengan sekantong makanan untuk dijadikan nasi bungkus ditangan saya berjalan pulang ke rumah, beruntung saat itu teman saya yang juga tertarik untuk ikut “kencan” sudah memasak nasi sehingga hanya tinggal teman nasi yang belum disiapkan. Malam hari kita bertemu di rumah saya, dia datang dengan membawa satu kaleng besar nasi matang siap bungkus. Diperkirakan dapat menghasilkan 30 bungkus nasi untuk di bagikan. Proses pembungkusan pun dimulai, nasi di simpan di atas bungkus nasi yang telah disiapkan. Saya pun bingung bagaimana membungkus nasi seperti di tempat warung nasi, di coba beberapa kali tapi akhirnya malah kertas nasinya yang robek. Hehe
Tak mampu membungkus nasi saya serahkan pekerjaan itu kepada kakak saya yang turut membantu dan saya pergi mencari tambahan amunisi untuk menemani nasi bungkus yang akan di bagikan. Proses pembungkusan nasi selesai sekitar pukul 08:00 malam. Gerilyawan/ti sudah berkumpul di tempat kencan, 30 menit waktu yang diperlukan untuk sampai kesana dari rumah saya semoga tidak terlambat datang ke tempat kencan.
Sekitar pukul 08:40 malam saya sampai di tempat “kencan” dan  allhamdulillah teman-teman yang lain masih melakukan briefing jadi saya masih bisa ikut beredar. Wilayah di bagi menjadi 5 bagian yaitu wilayah utara, barat, timur, selatan dan pusat kota. Sekitar 200 bungkus nasi dan 4 dus air mineral menjadi amunisi kita malam itu dan harus habis dibagikan. Tepat pukul 09:00 malam gerilyawan/ti langsung beredar sesuai wilayahnya masing-masing, saya mendapat wilayah utara untuk MeNaBung (Membagi Nasi Bungkus).
Perjalanan malam yang sangat berkesan bagi saya, berjuang mencari sasaran MeNaBung yang cukup sulit malam itu. Nasi pertama saya berikan kepada seorang lelaki tua yang sudah cukup berumur yang sedang tertidur di becaknya. Seorang lelaki tua dengan becaknya yang masih standby di perempatan sebuah tempat perbelanjaan menandakan bahwa beliau masih mencari nafkah di waktu yang seharusnya ia pakai untuk beristirahat membuat saya berpikir rasanya beliau akan sangat senang jika ada yang mengirim makanan. Nasi ke dua saya berikan kepada seorang lelaki yang lebih tua dari bapak-bapak penarik becak sebelumnya yang sedang mendorong roda penuh dengan rambutan, dengan cara berjalan yang sedikit pincang dan punggung bungkuk saya yakin siapapun akan berpendapat sama dengan saya bahwa beliau sangat pantas untuk mendapat sedikit makanan, kalian tahu kawan? Wajah saat beliau menerima nasi bungkus kami menunjukkan rona bahagia dikuatkan dengan ucapan syukur yang sangat besar kepada Allah atas pemberian kami. Itu adalah sensasi yang paling berharga dalam program ini menurut saya. Perasaan bahagia dapat berbagi dan melengkapi kebahagiaan orang lain yang membutuhkan. 
MeNaBung selesai sekitar pukul 01.00 dini hari Karena saya melanjutkan kembali MeNaBung karena masih ada beberapa nasi bungkus yang tersisa dan saya bagikan di daerah sekitar rumah saya di Ciamis.
Hari itu saya pulang kerumah dengan perasaan bahagia. Karena berhasil menjalankan apa yang saya impikan dan saya inginkan selama ini, dapat melakukan sesuatu untuk orang-orang yang kurang beruntung walau hanya sesuatu yang sederhana dengan satu bungkus nasi saja. Satu bungkus nasi yang mungkin saja sangat bermanfaat untuk mereka, satu bungkus nasi yang mungkin saja menjadi penyambung kehidupan mereka di esok hari, satu bungkus nasi yang Insya Allah menjadi beratus-ratus bungkus pahala bagi kalian para donatur dan gerilyawan/ti Berbagi Nasi.
Kebaikan yang paling baik adalah bukan kebaikan yang besar, namun kebaikan kecil yang dilakukan terus menerus. Ada tiga hal yang dapat membawa kita semua ke arah yang lebih baik yaitu hal yang dimulai dari hal kecil, dimulai dari diri sendiri dan dimulai dari sekarang !!!!!!
Walau hanya hal sederhana namun dapat menjadikan kita "kaya". Semoga kita semua tetap istiqomah dan di berikan kesehatan untuk terus berbuat baik dan menjadi pelengkap kebahagiaan orang lain.
Aamiin..

Demikian share pengalaman saya saat ikut “kencan” MeNaBung bersama kawan-kawan Berbagi Nasi. Semoga hal ini bukan sebuah keriyaan karena tidak ada tujuan lain selain ingin berbagi cara untuk berbuat kebaikan.
Untuk teman-teman yang tertarik dan berminat untuk mengikuti program ini silakan follow akun @BerbagiNasiID (Pusat), @BerbagiNasiJKT (Jakarta), @BerbagiNasiBDG (Bandung), @BerbagiNasiBTM (Batam), @BerbagiNasiSMD (Sumedang), @BerbagiNasiGRT (Garut) dan @BerbagiNasiTSM (Tasikmalaya) dan temukan info seputar Berbagi Nasi atau silakan kunjungi www.berbaginasi.com. Berikut saya sertakan beberapa dokumentasi saat MeNaBung.

Foto : www.facebook.com/Berbaginasi?fref=ts


 
Terima kasih salam #SANGUAN.  :D

2 komentar:

  1. Gan ane mau ikutan ni....ni no ane..089604528983..ane di bandung v ane orang tasik...

    BalasHapus
  2. Klo mau gabung caranya gimana?
    081807432794 no q ya.
    Asih Jkt
    tks

    BalasHapus