Selasa, 25 Desember 2012

IKHLAS YANG SABAR



Namaku Taqdir lengkapnya Taqdir Ikhlas, aku seorang pelajar yang bersekolah di salah satu sekolah swasta yang cukup terkenal di Kota Ternate. Aku bukanlah anak orang kaya atau dari keluarga dengan ekonomi menengah. Ayahku hanya seorang pedagang dan pekerja serabutan, kadang belia hanya duduk di rumah, eh.. lebih tepatnya gubuk.
Ayahku jarang sekali menerima pekerjeaan dengan upah tinggi, sementara Ibuku. Belia hanyalah seorang Ibu rumah tangga yang pekerjaannya hanya memasak dan membersihkan gubuk kami. Aku tidak sendirian, aku anak ke dua dari lima bersaudara. Dua orang laki - laki dan tiga perempuan, kakak-ku sudah tamat sekolah menengah atas, namun dia tidak melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi karena keterbatasan ekonomi kami. Sementara adik – adikku masih duduk di bangku SD dan SMP dan aku sendiri saat ini masih duduk di bangku kelas 3 SMA.
Karena keterbatasan ekonomi itulah, ketika pulang dari sekolah, tepatnya pada siang hari. Aku langsung mengeluarkan angkutan Rizki-ku (gerobak dengan du roda), lalu ku dorong gerobak tersebut menuju pasar Gamalama dan terminal. Ya, aku sering melakukan pekerjaan halal ini, ketika banyak teman – temanku sedang asik duduk di rumah dan bermain Game, serta bertamasia bersama keluarga atau pacarnya dan perbuatan menyenangkan lainnya.
Hiburan-ku di pasar Gamalama dan Terminal adalah, mengangkut barang – barang orang yang berbelanja dengan berat yang variatif, kadang sampai 100 kilo-an lebih. Huff.. cukup berat memang, tapi mau gimana lagi hanya dengan begitu, aku bisa melanjutkan sekaloha-ku serta membantu financial keluarga. Aku tidak ingin cita – citaku terhenti hanya gara – gara di lahirkan sebagai seorang Miskin.
Ya, aku memiliki modal yang bernama Niat (Innama a.malu binniyat) serta Manjadda Wajadda (siapa yang bersungguh – sungguh pasti berhasil) yang jika di dukung dengan Ikhlas, Sabar dan Tawakal maka Insya Allah pasti berhasil, dan aku sangat yakin dengan-Nya.
Pekerjaan halal yang ku lakukan ini, sudah berlangsung hampir 5 tahun, sejak aku masih duduk di bangku kelas satu SMP, kawan – kawanku banyak yang menghinaku ketika aku mulai berjalan dengan mendorong Gerobak Rizki-ku. Aku hanya membalas hinaan mereka dengan senyum saja, karena sesungguhnya mereka tidak paham dengan apa yang aku lakukan.
Aku sangat bersukur kepada Allah dan Agama-Nya karena telah mengenalkan kepadaku tentang arti hidup, perjuangan, keikhlasan dan kesabaran. Ya, Islam yang telah membuat-ku kuat untuk menjalani kerasnya hidup agar hidup tidak mempermainkan-ku, Islam telah mengajarkan kepadaku tentang hidup dalam kesederhanaan yang membuat diriku sangat tidak bernafsu dengan kelimpahan materi.
Bagiku. makan, bersekolah dan bernafas saja sudah sangat aku sukuri. Karena bagiku, kita sebagai manusia muslim tidak harus berlebihan dalam Hidup. Hei, aku juga sangat mencintai Ilmu, aku berharap suatu saat dapat menyumbangkan sesuatu untuk Agama dan Negaraku, Ya, aku harus Bisa.
Btw, jika kalian ingin tahu. Aku sampai saat ini belum pernah merasakan trend yang di sebut pacaran! Aneh memang!, ketika lingkunganku sudah mengadopsi budaya pacaran aku masih saja di anggap kolot karena berpegang teguh apada ajaran agamaku, dan terlalu serius menjalani profesi rendahku sebagai buruh.
Kawan – kawanku banyak yang mengejekku sebab di anggap tidak gaul, karena tidak punya pacar dan HP. Ya, aku memang sangat ketinggalan! Walau pun banyak gadis yang ingin menjadi pacarku, aku tidak pernah mau mencoba untuk berbacaran. Aku memang seorang lelaki yang tiap harinya hanya ke Masjid menjalankan Shalat lima waktu, dan tidak pernah malam mingguan!.
Aku juga punya Profesi lain, yaitu ketika menjelang sore aku mengajarkan anak – anak untuk membaca Alquran. Ilmu membaca Alquran itu ku implementasikan untuk mencari Rizki tambahan. Teman – Teman-ku sering mengejekku sebagai seorang Terorris (karena terlihat alim), tapi aku hanya tersenyum karena aku tahu jika mereka mengerti kehidupanku, maka mereka akan menelan kembali ucapan mereka.
***
Tak terasa waktu begitu cepat berlalu, aku sudah tamat dari sekolah menengah atas, sekarang aku sudah mendapatkan pekerjaan yang baik dengan upah yang cukup besar. Hei, aku sudah punya kendaraan roda dua, dan Hp yangg cukup canggih! Aku berencana melanjutkan sekolahku ke perguruan tinggi demi menggapai cita – citaku, menyumbangkan sesuatu untuk agama dan negara-ku.
Suara – suara ejekan yang dulu sering ku dengar sudah tak ada lagi, berganti segan dan pujian akan prestasi yang telah ku capai. Allah mendengar do’a-ku, walau sudah banyak perubahan dalam hidupku, aku tidak akan dan tidak mau merubah pendirianku sebagai seorang muslim yang menjalakan Shalat lima waktu dan terus mengamalkan Ilmu yang aku miliki.
Aku Ikhlas menjadi hamba-Nya, Aku ikhlas menerima segala cobaan-Nya dan aku tak ingin menukar Islamku dengan apa pun bahkan jika di bunuh pun aku tetap akan Ikhlas, asalakan Islam tetap di Hati dan bisa ku Implementasikan dalam Hidup.
Kebahagiaanku semakin bertambah, karena adik sulungku sekarang ini telah melanjutkan kuliahnya di salah satu universitas ternama di Kota Makassar, dia kuliah karena mendapat beasiswa. Sementara kakak dan dua adik perempuanku sudah mendapat pekerjaan sampingan dengan upah yang cukup. Alhamdulillah, kini ekonomi kami sudah mulai membaik.
Dalam waktu dekat ini, aku ingin membuat sebuah rumah, agar kami sekeluarga bisa merasakan seperti apa asiknya hidup di bawah bangunan yang bernama Rumah, semoga saja semua berjalan lancar sesuai harapan. Dan tentu saja aku ingin melamar seorang gadis yang cantik akhlak dan parasnya yang sudah lam ku kenal tanpa melalui pacaran. yes!, semoga saja orang tuanya setuju menerima kekurangan-ku. Amiin Ya Rabb….
‘Cerita Ini hanya fiktif belaka yang terinspirasi dari hidup salah seorang kerabat’

Tidak ada komentar:

Posting Komentar