Namaku Taqdir lengkapnya Taqdir Ikhlas, aku seorang
pelajar yang bersekolah di salah satu sekolah swasta yang cukup terkenal di
Kota Ternate. Aku bukanlah anak orang kaya atau dari keluarga dengan ekonomi
menengah. Ayahku hanya seorang pedagang dan pekerja serabutan, kadang belia
hanya duduk di rumah, eh.. lebih tepatnya gubuk.
Ayahku jarang sekali menerima pekerjeaan dengan upah
tinggi, sementara Ibuku. Belia hanyalah seorang Ibu rumah tangga yang
pekerjaannya hanya memasak dan membersihkan gubuk kami. Aku tidak sendirian,
aku anak ke dua dari lima bersaudara. Dua orang laki - laki dan tiga perempuan,
kakak-ku sudah tamat sekolah menengah atas, namun dia tidak melanjutkan
pendidikannya ke perguruan tinggi karena keterbatasan ekonomi kami. Sementara
adik – adikku masih duduk di bangku SD dan SMP dan aku sendiri saat ini masih
duduk di bangku kelas 3 SMA.
Karena keterbatasan ekonomi itulah, ketika pulang dari
sekolah, tepatnya pada siang hari. Aku langsung mengeluarkan angkutan Rizki-ku
(gerobak dengan du roda), lalu ku dorong gerobak tersebut menuju pasar Gamalama
dan terminal. Ya, aku sering melakukan pekerjaan halal ini, ketika banyak teman
– temanku sedang asik duduk di rumah dan bermain Game, serta bertamasia bersama
keluarga atau pacarnya dan perbuatan menyenangkan lainnya.
Hiburan-ku di pasar Gamalama dan Terminal adalah,
mengangkut barang – barang orang yang berbelanja dengan berat yang variatif,
kadang sampai 100 kilo-an lebih. Huff.. cukup berat memang, tapi mau gimana
lagi hanya dengan begitu, aku bisa melanjutkan sekaloha-ku serta membantu
financial keluarga. Aku tidak ingin cita – citaku terhenti hanya gara – gara di
lahirkan sebagai seorang Miskin.
Ya, aku memiliki modal yang bernama Niat (Innama
a.malu binniyat) serta Manjadda Wajadda (siapa yang bersungguh – sungguh pasti
berhasil) yang jika di dukung dengan Ikhlas, Sabar dan Tawakal maka Insya Allah
pasti berhasil, dan aku sangat yakin dengan-Nya.
Pekerjaan halal yang ku lakukan ini, sudah berlangsung
hampir 5 tahun, sejak aku masih duduk di bangku kelas satu SMP, kawan – kawanku
banyak yang menghinaku ketika aku mulai berjalan dengan mendorong Gerobak
Rizki-ku. Aku hanya membalas hinaan mereka dengan senyum saja, karena
sesungguhnya mereka tidak paham dengan apa yang aku lakukan.
Aku sangat bersukur kepada Allah dan Agama-Nya karena
telah mengenalkan kepadaku tentang arti hidup, perjuangan, keikhlasan dan
kesabaran. Ya, Islam yang telah membuat-ku kuat untuk menjalani kerasnya hidup
agar hidup tidak mempermainkan-ku, Islam telah mengajarkan kepadaku tentang
hidup dalam kesederhanaan yang membuat diriku sangat tidak bernafsu dengan
kelimpahan materi.
Bagiku. makan, bersekolah dan bernafas saja sudah
sangat aku sukuri. Karena bagiku, kita sebagai manusia muslim tidak harus
berlebihan dalam Hidup. Hei, aku juga sangat mencintai Ilmu, aku berharap suatu
saat dapat menyumbangkan sesuatu untuk Agama dan Negaraku, Ya, aku harus Bisa.
Btw, jika kalian ingin tahu. Aku sampai saat ini belum
pernah merasakan trend yang di sebut pacaran! Aneh memang!, ketika lingkunganku
sudah mengadopsi budaya pacaran aku masih saja di anggap kolot karena berpegang
teguh apada ajaran agamaku, dan terlalu serius menjalani profesi rendahku
sebagai buruh.
Kawan – kawanku banyak yang mengejekku sebab di anggap
tidak gaul, karena tidak punya pacar dan HP. Ya, aku memang sangat ketinggalan!
Walau pun banyak gadis yang ingin menjadi pacarku, aku tidak pernah mau mencoba
untuk berbacaran. Aku memang seorang lelaki yang tiap harinya hanya ke Masjid
menjalankan Shalat lima waktu, dan tidak pernah malam mingguan!.
Aku juga punya Profesi lain, yaitu ketika menjelang
sore aku mengajarkan anak – anak untuk membaca Alquran. Ilmu membaca Alquran
itu ku implementasikan untuk mencari Rizki tambahan. Teman – Teman-ku sering
mengejekku sebagai seorang Terorris (karena terlihat alim), tapi aku hanya
tersenyum karena aku tahu jika mereka mengerti kehidupanku, maka mereka akan
menelan kembali ucapan mereka.
***
Tak terasa waktu begitu cepat berlalu, aku sudah tamat dari sekolah
menengah atas, sekarang aku sudah mendapatkan pekerjaan yang baik dengan upah
yang cukup besar. Hei, aku sudah punya kendaraan roda dua, dan Hp yangg cukup
canggih! Aku berencana melanjutkan sekolahku ke perguruan tinggi demi menggapai
cita – citaku, menyumbangkan sesuatu untuk agama dan negara-ku.
Suara – suara ejekan yang dulu sering ku dengar sudah tak ada lagi,
berganti segan dan pujian akan prestasi yang telah ku capai. Allah mendengar
do’a-ku, walau sudah banyak perubahan dalam hidupku, aku tidak akan dan tidak
mau merubah pendirianku sebagai seorang muslim yang menjalakan Shalat lima
waktu dan terus mengamalkan Ilmu yang aku miliki.
Aku Ikhlas menjadi hamba-Nya, Aku ikhlas menerima segala cobaan-Nya dan
aku tak ingin menukar Islamku dengan apa pun bahkan jika di bunuh pun aku tetap
akan Ikhlas, asalakan Islam tetap di Hati dan bisa ku Implementasikan dalam
Hidup.
Kebahagiaanku semakin bertambah, karena adik sulungku sekarang ini telah
melanjutkan kuliahnya di salah satu universitas ternama di Kota Makassar, dia
kuliah karena mendapat beasiswa. Sementara kakak dan dua adik perempuanku sudah
mendapat pekerjaan sampingan dengan upah yang cukup. Alhamdulillah, kini
ekonomi kami sudah mulai membaik.
Dalam waktu dekat ini, aku ingin membuat sebuah rumah, agar kami sekeluarga
bisa merasakan seperti apa asiknya hidup di bawah bangunan yang bernama Rumah,
semoga saja semua berjalan lancar sesuai harapan. Dan tentu saja aku ingin
melamar seorang gadis yang cantik akhlak dan parasnya yang sudah lam ku kenal
tanpa melalui pacaran. yes!, semoga saja orang tuanya setuju menerima
kekurangan-ku. Amiin Ya Rabb….
‘Cerita Ini hanya fiktif belaka yang terinspirasi dari hidup salah
seorang kerabat’
Tidak ada komentar:
Posting Komentar