Rabu, 27 Maret 2013

.: Berhati-hatilah dengan Waktu Luang :.


Menunda-nunda pekerjaan, hal itu yang sering saya lakukan selama beberapa bulan ini. Cicilan skripsi, tugas-tugas organisasi, tugas-tugas ke-RT-an, dan hal-hal lain. Begitu besar rasa malas saya kepada hal-hal itu. Paradigma 'masih lama' atau 'sedang tidak mood' menjadi satu paradigma yang melekat selama beberapa bulan ini. Akhirnya saat deadline merayap mendekati, saya pontang-panting mengerjakan semua hal dalam satu waktu. Bahkan ditambah lagi tugas dadakan yang di PR-kan oleh dosen pembimbing.
Penyesalan memang selalu datang belakangan, penyesalan terjadi karena ada suatu kesalahan dalam memilih/memutuskan sesuatu, dalam kasus saya adalah lebih memilih berleha-leha daripada menyicil pekerjaan saya.

Meskipun memang bisa saya selesaikan, energi saya terkuras habis, 2 hari 2 malam hanya tidur selama 2 jam saja. Duduk diantara kertas-kertas hampir selama 12 jam sehari, mondar-mandir di kampus dari siang sampai sore dengan berbagai keperluan. Jika pekerjaan ini saya cicil daridulu mungkin tidak akan sebanyak ini waktu, tenaga dan pikiran yang harus saya gunakan.

Padahal sudah jelas-jelas Rasulullah menyatakan dalam hadist yang diriwayatkan BUkhari "Ada dua kenikmatan yang membuat banyak orang terpedaya yakni nikmat sehat dan waktu senggang.”

Waktu senggang yang mungkin pada awalnya kita gunakan sebagai waktu untuk menghilangkan kejenuhan akhirnya begeser menjadi kemalasan yang persisten, berorientasi pada kesenangan dan melupakan kewajiban-kewajiban baik itu kewajiban dunia maupun kewajiban beribadah.

Santai memang diperbolehkan tapi harus proporsional dengan melaksanakan kewajiban. Ketika santai mulai tidak proporsional yang ada hanya pencarian kesenangan dan hura-hura semata.

Ketika diri mulai sadar telah termakan oleh godaan kesenangan. Maka, niatkan dalam hati untuk tidak seperti itu. Mulailah mencari kegiatan yang bermanfaat untuk mengisi waktu luang. Mulailah produktif ketika mengisi waktu luang, hasilkan sesuatu apapun itu, in a positive way tentunya.

Ada banyak cara menggusur letih dan jenuh. Letih dan jenuh kadang tidak cuma bisa disegarkan dengan santai. Ada banyak cara agar penyegaran bisa lebih bermakna dan sekaligus terjaga dari lalai.

Para sahabat Rasul biasa mengisi waktu kosong dengan tilawah, zikir, dan shalat sunnah. Itulah yang biasa mereka lakukan ketika suntuk saat jaga malam. Bergantian, mereka menunaikan shalat malam.

Bentuk lainnya adalah bermain dengan istri dan anak-anak. Rasulullah saw. pernah lomba lari dengan Aisyah r.a. Kerap juga bermain ‘kuda-kudaan’ bersama dua cucu beliau, Hasan dan Husein. Dari sini, santai bukan sekadar menghilangkan jenuh. Tapi juga membangun keharmonisan keluarga. Dengan kemajuan teknologi saat ini tentu banyak hal bermanfaat lainnya, blogwalking membaca artikel-artikel yang menambah wawasan. Atau mencoba untuk menulis, berbagi  ilmu dan pengalaman. Hal-hal tersebut tentu akan lebih bermanfaat daripada hanya melakukan kesenangan/hura-hura.

Rasulullah saw. mengatakan, “Orang yang cerdik ialah yang dapat menaklukkan nafsunya dan beramal untuk bekal sesudah wafat. Orang yang lemah ialah yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan muluk terhadap Allah.” (HR. Abu Daud)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar