Selasa, 28 Februari 2012

Jadilah Perokok Yang Peduli Terhadap Sesama

"Pak, maaf rokoknya.."  ucap seorang penumpang bus di suatu daerah.
"oh,, iya bu, maaf.." jawab bapak yang sedang merokok di dalam bus tersebut.

Mungkin anda pernah mendapatkan pengalaman seperti di atas, baik sebagai orang yang ditegur jika anda perokok, maupun sebagai orang yang menegur jika anda bukan perokok.

Hal-hal seperti diatas sangat lumrah terjadi di angkutan-angkutan umum, baik bus, angkot dan angkutan-angkutan umum lain. meskipun pemerintah telah mengeluarkan undang-undang yang mengatur para perokok agar tidak merokok di tempat umum, tapi pada faktanya aturan-aturan tersebut hanyalah menjadi angin lalu bagi para penikmat rokok. tak aneh jika saat ini mahasiswa-mahasiswa kesehatan dan organisasi-organisasi kesehatan lain di Indonesia saat ini benar-benar gencar menyuarakan larangan-larangan untuk para perokok.

Sebelumnya perkenalkan dulu, saya seorang mahasiswa kesehatan di sebuah perguruan tinggi swasta di daerah Tasikmalaya, dan saya seorang PEROKOK AKTIF. Saya membuat tulisan ini bukan untuk melegalkan atau mendukung para perokok aktif, tapi saya hanya ingin membantu agar para perokok aktif tidak menjadi bulan-bulanan para aktivis anti rokok.

Lanjut ke permasalahan rokok. Gencarnya aksi-aksi aktivis anti rokok di Indonesia yang menyuarakan larangan-larangan merokok, menurut saya tujuan utamanya adalah agar  para perokok tidak merugikan orang-orang disekitarnya. Mereka sebenarnya tidak melarang adanya rokok di Indonesia, merekapun menyadari bahwa industri rokok telah banyak memberikan kontribusi untuk negara kita ini baik dari sisi ekonomi maupun dari sisi lainnya. Namun semakin tidak terkendalinya pengkonsumsi rokok di Indonesia, menjadikan mereka prihatin atas kesehatan orang-orang yang tidak merokok tapi juga ikut mendapat "jatah penyakit" dari para perokok. Saya sebagai seorang mahasiswa kesehatan pun merasa prihatin atas tidak terkendalinya konsumsi rokok di Indonesia. Saat ini bahkan anak kecil yang umurnya dibawah 10 tahun pun telah menjadi pecandu rokok.

Berdasarkan analisis dan pengalaman yang saya rasakan, gaya hidup seorang perokok dapat timbul pada pribadi seseorang karena adanya "dorongan" dari luar (lingkungan). Seseorang yang hidup di lingkungan orang-orang yang merokok 70% telah terbawa arus lingkungan sehingga menyebabkan dirinya merokok. Misalnya, pada dua  keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan 2 orang anak laki-laki yang memiliki perbedaan umur 6 tahun. Pada keluarga pertama ayah dan seorang anak laki-laki yang paling tua adalah perokok aktif, mereka selalu merokok di dalam rumah. Anak laki-laki yang paling kecil saat itu berumur 12 tahun secara otomatis memperhatikan kebiasaan ayah dan kakaknya yang suka merokok. Tiga tahun kemudian anak laki-laki yang paling kecil itu pun menjadi perokok aktif, padaha orang tuanya telah melarangnya untuk merokok. Namun melihat tingkah laku ayah dan kakaknya yang suka merokok, ia tidak mempedulikan larangan tersbut karena merasa telah melakukan hal yang sama dengan orang tuanya. Kondisi berbeda terjadi pada keluarga yang lain, dikeluarga ini tidak ada perokok aktif. Gaya hidup seorang perokok tidak nampak pada keluarga ini. Sampai sekarang pun tidak ada perokok aktif di keluarga tersebut. Karena memang telah tertanam dalam diri mereka hidup tanpa rokok. Dua keluarga tersebut hanya contoh kecil betapa lingkungan mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam kehidupan para perokok.

Merokok adalah hal yang sangat tidak baik untuk kesehatan, terdapat lebih dari 4000 zat kimia berbahaya dalam rokok yang dapat meningkatkan resiko kanker paru, serangan jantung, jantung koroner, stroke dan penyakit-penyakit lain yang berhubungan dengan pernafasan dan jantung.

Karena itu dalam tulisan ini saya mengajak para perokok untuk dapat menjaga orang-orang terdekat kita agar tidak ikut merasakan dampak buruk dari rokok yang kita hisap. Artikel ini diperuntukkan bagi mereka yang sulit untuk menghentikan kebiasaan merokok. Berikut hal-hal yang merupakan perilaku seorang perokok yang peduli terhadap sesama :

1. Jangan merokok di dalam rumah.
Merokok didalam rumah dapat menyebabkan keluarga anda terkena dampak dari rokok yang anda hisap. Jika ingin merokok, pergilah keteras atau ke halaman belakang yang jauh dari anggota keluarga anda, apalagi jika dalam keluarga anda ada anak kecil. Anda tentu tidak ingin bukan keluarga anda terjangkit penyakit yang anda hisap?

2. Jangan merokok di lingkungan belajar.
Tidak merokok di lingkungan sekolah telah di atut dalam UU Pemerintah. Namun saya kurang percaya anda mengikuti aturan tersebut. Namun jika anda seorang guru, apakah anda pantas untuk merokok dihadapan murid-murid anda?jika anda merasa pantas menurut saya anda bukanlah guru sejati. Guru sejati tidak akan memberikan contoh perilaku yang kurang baik pada para siswanya.

3. Jangan merokok di mobil/angkutan umum.
Pengguna angkutan umum bukan hanya anda, jika anda adalah seorang pembunuh, maka silakan anda merokok di mobil atau angkutan umum. Namun jika anda tidak ingin disebut sebagai pembunuh, jangan merokok di dalam angkutan umum.

4. Jangan merokok di tempat-tempat yang memiliki larangan merokok.
Tak perlu penjelasan lagi kenapa anda tidak boleh merokok di tempat yang telah menjadi Kawasan Tanpa Rokok (KTR). Jika anda kurang paham dengan kalimat saya diatas, akan saya jelaskan. Jangan merokok ditempat yang terdapat tulisan "Terima kasih anda tidak merokok", "Dilarang Merokok", "Kawasan Bebas Asap Rokok", Kawasan Tanpa Rokok".

5. Jangan menyuruh anak-anak anda untuk membeli rokok.
Menyuruh anak anda untuk membelikan rokok anda ke warung dekat rumah adalah hal yang salah, karena secara tidak langsung anda telah mengajarkan kepada anak anda bagaimana caranya membeli rokok.

Dan terakhir untuk orang-orang yang merasa terganggu dengan adanya aktivitas kami para perokok yang mengganggu kenyamanan kalian, jangan ragu untuk menegur kami, dengan cara yang baik tentunya. Karena kami akan sangat menghargai orang yang menegur kami atas tindakan kami yang membuat orang lain merasa tidak nyaman.

Demikian saran dan apresiasi saya terhadap "perang rokok" di Indonesia, mudah-mudahan tulisan saya ini dapat bermanfaat bagi semua.
Sekali lagi saya ingatkan bahwa saya adalah seorang perokok aktif yang peduli terhadap sesama.
Jangan memberi contoh yang kurang baik pada lingkungan sekitar anda agar anda tidak menjadi "trendseter" yang buruk bagi lingkungan anda.

Semoga Bermanfaat. :-)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar