Minggu, 24 Februari 2013

Di Suatu Shubuh

Drrrrtttt.... drrrtttt... drrrttttt....

Suara getaran handpone membuatku terbangun dari tidur. Getaran yang timbul karena temanku menelpon untuk membangunkanku sahur. Ya, malam itu memang saya meminta teman saya untuk membangunkan sahur dalam rangka puasa sunnah Asy-Syura dua hari ke depan.
Saya langsung terbangun dan cuci muka, lari ke dapur karena sahur puasa sunnah berbeda dengan sahur puasa Ramadhan, kali ini tidak ada peringatan imsak jadi harus agak ngebut agar aman. Alhamdulillah selesai sahur masih bisa menghisap rokok walaupun hanya beberapa hisap karena adzan sudah berkumandang.
Selesai sholat shubuh saya nyalakan notebook. Berpikir jika shubuh ini ditemani murotal akan terasa lebih nyaman. Suara-suara ceramah kuliah subuh terdengar di beberapa masjid. Benar-benar luar biasa suasana shubuh ini. Saya yang biasanya selalu kesiangan untuk melaksanakan sholat shubuh, kini sholat shubuh tepat waktu. Subhanallah, betapa indahnya suasana dunia di shubuh seperti ini. Saya tidak akan menjelaskan seperti apa suasananya, karena akan sangat sulit jika harus dijelaskan. Cobalah untuk bangun lebih awal dan nikmati pagi sebelum sinar matahari datang. Saya yakin anda tidak akan kecewa.
Pernah saya baca sebuah kaliat dalam akun jejaring sosial saya yang intinya adalah melakukan sesuatu di waktu shubuh niscaya akan sangat beguna dan tak akan sia-sia. Saya melakukan beberapa kegiatan seperti membaca artikel-artikel, cerpen-cerpen islami dan cerita-cerita motivasi untuk bekal saya dalam menjalani hari.

Semoga saya selalu diberi kesempatan untuk menikmati shubuh sebelum sinar matahari datang.
Aamiin..

26 Januari 2013

Jumat, 22 Februari 2013

.: Ketenangan Hati itu Ada Pada Diri Sendiri :.

Gambar : http://tabloidbekam.files.wordpress.com/2010/12/ilustrasi.jpg














Banyak cara untuk menenangkan hati, tapi cara yang paling ampuh adalah hanya cukup yakin dan percaya padaNya. Tak perlu mencari ketenangan hati atau kedamaian pada orang lain. Percayalah, kedamaian itu ada pada diri kita sendiri.
Life is hard, and the world is full of troubles, but the sun still shines, and Allah’s blessings are everywhere in our lives.
Hidup ini keras untuk kita dan terlalu keras untuk yang berjiwa lemah. Masalah selalu datang silih berganti. Ya, semua orang pasti pernah mendapat masalah dalam kehidupan. Ada masalah yang kita anggap berat dan ringan mewarnai masa pendewasaan diri. Tapi ada hal yang perlu dilakukan ketika mendapat masalah atau pun kesusahan, yaitu ringankanlah hati kita, jangan biarkan dikepung kesusahan. Sebab dia (kesusahan) akan merampas harapan & jalan keluar. Percayalah, kesulitan pasti usai juga.
Do everything you can, Allah will do everything you can’t.
Janganlah jadi manusia yang bermalas-malasan. Jika memang kita masih dapat melakukannya, maka lakukanlah. Dan untuk hal yang benar-benar diluar kemampuan kita, yakinlah Allah selalu bersama kita untuk menolong.
As long as Allah is in control, we never have to worry. Worrying is not trusting Allah’s process.
Saya sendiri masih selalu merasa khawatir dengan segala hal yang sudah dan akan terjadi. Namun, ketika menepisnya dan berusaha menyerahkan segala urusan padaNya, insya Allah beban di hati akan menjadi ringan. Susah? Ya memang susah ketika menjalani, tetapi akan mudah saat mengingat betapa besarnya kekuasaan Allah
Allah has a reason for letting things happen. We might not understand it, but we have to trust Him.
Sepertinya dari kita mungkin pernah merasa bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup terasa tidak adil untuk kita. Tapi pernahkah berpikir tentang hikmah yang berada dibaliknya? Hikmah itulah yang harus kita gali dan syukuri. Percayalah, semuanya telah terencana dengan indah dan sempurna olehNya.
Never search your happiness in others, find it with Allah, you’ll feel happy even when you are alone.
Sedih sekali ketika orang-orang yang kita sayang pergi meninggalkan kita. Entah dipanggil olehNya, ataupun memang sengaja meninggalkan kita. Kebahagiaan terasa jauh dan berpaling dari kita. Namun, tahukah bahwa kebahagiaan kita itu bukan terletak pada mereka, tetapi pada Allah yang bertempat di hati. Jadi teringat pesan sahabat fb saya, dia mengatakan,”Jangan pernah tergantung atau menggantungkan kebahagiaanmu pada orang lain. Jika kamu sanggup, kamu akan bahagia.” Tidak mudah? Ya, memang tak mudah dalam penerapannya, tetapi dari situlah kita mampu berusaha memperbaikinya.
I don’t know the key to success, but the key to failure is trying to please everybody.
Kunci sukses? Kadang saya tak dapat menjawabnya apa itu kunci sukses dan apa itu sukses. Karena kesuksesan juga ada pada hati kita sendiri, bagaimana kita dapat memanage hati ketika kegagalan menghampiri. Tapi kunci kegagalan menurut saya adalah memohon, berharap ataupun bergantung pada manusia. Yakinlah dengan kebesaranNya, sukses itu dapat kita genggam dengan tawaqal.
Allah won’t give you anything you can’t handle.
Sekali lagi, jangan takut dengan ujian dan cobaan hidup. Ingatlah bahwa semuanya telah diperhitungkan dengan kadar kemampuan tiap manusia. Jika ujian mendatangi, tandanya Allah telah meyakini kemampuan kita untuk memikulnya.
Don’t be sad if Allah separates us from something or someone we love. If only we knew His plans for us, our hearts would melt with love for Him.
Kehilangan atau berpisah dengan hal atau orang-orang yang kita sayangi pasti menjadi hal yang dapat mengusik ketenangan dan ketentraman hati. Kita kadang akan merasa sedih ketika kehilangan sesuatu dalam hidup ini. Tapi, percayalah pada Allah yang akan menggantinya dengan hal yang telah direncanakan olehNya. Karena tak ada perencanaan yang lebih indah dari segala rencanaNya.
Setiap orang baik, pasti punya masa lalu dan setiap mereka yang belum baik, insya Allah masih punya masa depan. Rahmat Allah sungguh luas.
Pejamkan mata, tarik nafas dalem-dalem, lalu baca → “hasbunallah wa’nimal wakil , ni’mal maula wa’niman nashir” ademmmmm :)

Selasa, 12 Februari 2013

MANUSIA BERTANYA, AL-QURAN MENJAWAB


-Manusia bertanya : bolehkah aku frustrasi ?
-AL-QUR'AN menjawab : janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman . ( Ali Imran : 139 )

-Manusia bertanya : kenapa aku diberi ujian seberat ini ?
-AL-QUR'AN menjawab : ALLAH tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ( Al-Baqarah : 286 )

-Manusia bertanya : kenapa aku tidak diuji saja dengan hal-hal yang baik ?
-AL-QUR'AN menjawab : boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, ALLAH mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui . ( Al-Baqarah : 216 )

-Manusia bertanya : kenapa aku diuji ?
-AL-QUR'AN menjawab : apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan : " kami telah beriman ", sedang mereka tidak diuji lagi ? ( Al-Ankabuut : 2 )

-Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya ALLAH mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta .( Al-Ankabuut : 3 )

-Manusia bertanya : bolehkah aku berputus asa ?
-AL-QUR'AN menjawab : Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir . ( Yusuf : 87 )

-Manusia bertanya : bagaimana cara menghadapi ujian hidup ini ?
-AL-QUR'AN menjawab : hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada ALLAH supaya kamu beruntung . ( Ali Imraan : 200 )

-Manusia bertanya : bagaimana menguatkan hatiku ?
-AL-QUR'AN menjawab : cukuplah ALLAH bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. hanya kepada-Nya aku bertawakal . ( At-Taubah : 129 )

-Manusia bertanya : apa yang kudapat dari semua ujian ini ? ~
-AL-QUR'AN menjawab : sesungguhnya ALLAH telah membeli dari orang-orang mu'min, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka . ( At-Taubah : 111 )

~?~ Maha Benar ALLAH Dengan Segala Firman-NYA ~?~

Sabtu, 09 Februari 2013

.: YAKINLAH SELALU AKAN DOAMU, ANAK MUDA :.

gambar : http://1.bp.blogspot.com

Bismillah ... sebuah kisah mulia terjadi dan bermula dari suatu tempat yang sangat sederhana, Pangkalan becak. Seorang bapak tua tengah membersihkan keringatnya setelah seharian bekerja. Beliau adalah seorang tua yang berusia sekitar 75 tahun dan sudah lebih dari 35 tahun mencari nafkah dengan menarik becak. Sosoknya sangat sederhana dan murah senyum. Dikalangan teman- temannya, si bapak tua adalah seorang yang sangat disegani, karena kejujurannya.

ketika sore menjelang, ada seorang anak muda menaiki becaknya. Si anak muda adalah seorang yang kaya, terpelajar dan modern. Dia berniat datang ke kota tersebut untuk berekreasi dan melepas penatnya setelah lama bekerja di kota. Berjam- jam mereka berkeliling kota, sampai akhirnya adzan magrib pun berkumandang. Seketika, si bapak tua itu menghentikan becaknya di depan sebuah masjid, dan meminta ijin untuk sholat.

Setelah beberapa lama, mereka kemudian melanjutkan kembali acara jalan- jalan tadi. Dan, sampailah mereka pada sebuah warung kopi dipinggir jalan.

“Nak, apa bapak boleh minta ijin sebentar untuk buka puasa?”

” Bapak puasa? ” Jawab anak muda tersebut dengan sedikit terkejut.

” Iya. sebentar saja, bapak ingin beli air dulu”

” Saya ikut sekalian pak. Kita minum kopi bareng. Saya yang traktir” Kata si anak muda dengan semangat.

Mereka berduapun akhirnya melepas lelah sambil ngobrol dan bersantai di warung tersebut.

” Kenapa bapak puasa tapi masih mengayuh becak?. Apa ndak capek?” Si anak muda memulai pembicaraan.

” Bapak sudah terbiasa insyaallah. Ndak apa- apa nak” Jawab pak tua singkat.

Waktupun terus berlalu. Banyak hal mereka bicarakan bersama malam itu. Dan melihat hari semakin malam, anak muda tersebut berniat pamit pulang. Dia mengucapkan terimakasih seraya memberikan uang sebagai ongkos naik becak. Tapi di luar dugaan, bapak tukang becak itu menolaknya.

” Ini kan ongkos buat bapak tadi setelah seharian mengantar saya.” Kata anak muda itu kali ini dengan masih sangat heran

” Ndak nak, trimakasih” jawab bapak tua

” Maap apa masih kurang? Ok. Ini buat bapak semua” Tanyanya lagi sambil memberikan uang 2 ratus ribu.

“Maaf nak bukan begitu. Sebenarnya…”

” Kenapa pak? ” Diapun buru- buru memotong perkataan itu.

” Maaf nak, bukan bapak tidak mau menerima. Tapi hari ini hari kamis nak, bapak tidak mau menerima uang dari siapapun yang naik becak bapak. ”

” Kok bisa begitu pak?” Tanya si anak muda dengan lebih penasaran. ”

“Bapak inikan orang miskin dan bodoh, tapi… sebenarnya bapak ingin naik haji. Semua orang memang mentertawakan bapak, mereka bilang bapak suka berkhayal. Lah wong, buat makan sehari hari saja tidak cukup apalagi naik haji. Akhirnya bapak cuma bisa minta sama Allah, karena bapak yakin Allah satu- satunya yang tidak akan mentertawakan bapak.”

“Lalu…” si anak muda tidak dapat menghentikan rasa penasarannya.

“Kalau hari senin dan kamis bapak tidak akan meminta bayaran sedikitpun kalau ada orang yang naik becak. Bapak berniat sedekah dengan tenaga bapak itu. Bapak berharap suatu hari Allah melihat kesungguhan usaha ini dan akan mengabulkan doa bapak.”

” Apa bapak yakin? ”

” Kalau kita berharap pada makhluk, kita harus siap- siap untuk setiap saat kecewa, tapi kalau kita berharap hanya pada Allah, Dia adalah satu- satunya yang tidak pernah mengkhianati kita, nak. Kita harus Yakin dengan apa yang kita doakan dan cita- citakan, Insyaallah Allah tidak akan mengkhianati kita. ”

Sejenak si anak muda tersebut terdiam. Benar- benar kali dia kehilangan walaupun hanya satu huruf saja untuk di ucapkan. Tak terasa, kopi yang disuguhkan dihadapannya telah dingin. Dan dia masih belum bisa mengatakan apapun. Setelah beberapa saat dia pamit pulang meninggalkan pasar yang ramai dengan hiruk pikuknya.

Setelah sampai di rumah, pikirannya kemudian di penuhi dengan seribu satu hal. Kata- kata bapak tukang becak itu begitu lugu dan natural namun sangat dalam baginya. Entah mengapa, seketika perasaan malu menyeruak melingkupi batinnya. Teringat padanya, bahwa dia selama ini yang selalu dalam gelimang harta dan kekayaan, namun sangat susah baginya untuk sekedar meluangkan waktu untuk mengingat tuhannya. Kesadarannya tiba- tiba muncul dan berkata bahwa ternyata selama ini, harta yang dia miliki hanyalah sekedar ujian baginya, dan sayangnya dia tidak berhasil dalam ujian itu, karena terbukti harta telah membuatnya jauh dari Allah sang maha Rahman.

Masih terngiang di kepalanya, ucapan bapak tukang becak tersebut. Herannya, dia bukanlah seorang profesor atau manusia yang mempunyai gelar terhormat, namun baru kali inilah, seorang yang lugu, sederhana, namun sangat sholeh, telah berhasil menyentuh hatinya.

Beberapa hari kemudian…

Si anak muda akhirnya telah kembali ke kota tersebut, dan kali ini dia berada di tengah- tengah pangkalan becak itu. Telah bulat tekadnya untuk menemui tukang becak tua yang dia jumpai beberapa hari lalu, untuk membicarakan sesuatu. Setelah beberapa jam mencari dan menunggu, maka bertemulah mereka berdua, masih di tempat warung kopi yang sama seperti dulu.

” Apakah bapak mau menemani saya?” tanya anak muda tersebut sambil tersenyum.

” Kemana nak?”

” Saya ingin mengajak bapak berhaji tahun ini”

sumber : Islamic Motivation